KUALATUNGKAL– Wajar saja bermunculan keluhan dari puskesmas terkait tidak memadai Alat Pelindung Diri (APD) dan bahan kesehatan lainnya. Pasalnya anggaran untuk penanganan covid-19, yang dialokasi untuk dinas kesehatan hanya sebesar Rp 339.120.000,- dengan jumlah puskesmas sebanyak 16 puskesmas yang tersebar diseluruh kecematan yang ada dikabupaten tanjabbar.
Berdasarkan surat Sekda Kabupaten Tanjabbar adapun laporan belanja tidak terduga dalam APBD tahun 2020 untuk penanganan pandemi covid-19 kabupaten tanjabbar di plot anggaran sebesar Rp 58, 3 Miliar yang terbagi atas 3 item prioritas terdiri dari penanganan kesehatan untuk dinas kesehatan sebesar Rp 339 juta, RSUD Daud Arif Rp 2,3 Miliar, BPBD 866 juta, untuk dampak ekonomi di estimasikan di plot Rp 30,7 Miliar, dan penyedian social safety net/ jaringan pengaman sosial Rp 24 Miliar, dengan prediksi poin 2 dan 3 untuk 6 bulan sampai dengan september 2020.
Jubir Gugus Tugas Covid-19 Tanjabbar, H. Taharuddin mengatakan, untuk anggaran dampak ekonomi dan jaringan pengaman sosial belum digunakan karena menunggu status daerah ke tanggap darurat. Namun kegiatan Dinsos sesuai dana mereka tetap jalan tanpa mengganggu dana tersebut di atas.
Sebelumnya, Petugas medis di Puskesmas merupakan merupakan garda terdepan dalam menghadapi serangan wabah corona. Namun hal tersebut tidak dibentengi dengan persedian Alat Pelindung Diri (APD) dan bahan kesehatan lainnya untuk tenaga medis.
Pihak Puskesmas parit deli kecamatan kuala betara sampai sampai membuat pamplet untuk meminta bantuan APD dak bahan kesehatan lainnya. (red)