KUALATUNGKAL-jAmbivalen.com- Tak terasa Kabupaten Tanjabbar sudah berjalan tiga (3) tahun dipimpin oleh Bupati Dr H Safrial MS dan Wakil Bupati Tanjabbar Drs H. Amir Sakib. Namun sejauh ini belum banyak perubahan yang begitu berarti dalam mensejahterakan masyarakat, serta ketimpangan dan kesenjangan begitu kentara diantar wilayah dalam kabupaten tanjabbar.
Tolak ukur keberhasilan seorang kepala daerah dalam memimpin terdapat indikator penilaian, adapun untuk Kabupaten tanjabbar berdasarkan data yang dihimpun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) termasuk kategori sedang, Tata Kelola Keuangan (Opini BPK ) pada tahun 2016 mendapatkan opini Tak Menyatakan Pendapat (TMP) itu opini yang terburuk, tahun 2017 Kabupaten tanjabbar mendapatkan opini Wajar Dengan Pengeculian (WDP), Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dengan nilai 50,91 predikat “CC”, tingkat kemiskinan sangat tinggi diangka 11 persen, tingkat pengangguran 5 persen, dan pertumbuhan ekonomi hanya 3,8 persen.
Menurut Guru besar Universitas Jambi, Prof.Dr.Haryadi SE,M.MS mengatakan, untuk capaian keberhasilan kepemimpinan Bupati bisa dilihat di RPJMD nya, jika capaian nya meleset makanhasil capaiannya tidak sesuai dengan target.
Kata Haryadi, saat ini ketimpangan yang terjadi dikabupaten tanjabbar masih tinggi, begitu juga angka kemiskinan juga masih lebih tinggi dibanding nasional dan provinsi jambi.
“ Maka perlu nya keseriusan pemkab untuk menurunkan angka kemiskinan ditanjabbar yang masuk kategori termiskin kedua di provinsi jambi ini, “ Ungkapnya.
Disinggung soal Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Profesor Haryadi menyebutkan bahwa PDRB tanjabbar itu cukup tinggi hanya faktor didominasi oleh pertambangan dan perkebunan saja. “ Yang terjadi apa, kue pembangunan tidak banyak dinikmati oleh masyarakat, perusahaan besar banyak tapi pengangguran juga banyak, “ tukasnya. (jA01)