KUALATUNGKAL-jAMBIVALEN.COM –Kecamatan Seberang Kota merupakan daerah yang jauh dari hiruk pikuknya keramaian kota, daerah yang minimnya akses fasilitas infrastruktur, minimnya penerangan terutama listrik, serta kehidupan masyarakatnya yang dinilai tertinggal dikarenakan minimnya perhatian oleh Pemerintahan Kabupaten Tanjabbar sementara Kecamatan Seberang Kota adalah daerah yang masih satu daratan dengan Kabupaten Indragiri Hilir.
Seperti jembatan penghubung antara RT 3 dan RT 4 yang reot dan dinilai tak layak dilalui masih menjadi akses penghubung masyarakat Seberang Kota yang tak tersentuh perbaikan oleh pemkab tanjabbar selama puluhan tahun.
“Ya jembatan tersebut merupakan jembatan penghubung yang menghubungkan antara RT 3 dan RT 4 dan selalu digunakan oleh masyarakat untuk untuk menuju fasilitas umum seperti sekolahan, puskesmas dan lain – lain.” ungkap Fahrurozi, masyarakat Tungkal V Kecamatan Seberang Kota.
Dia mengakui sejak puluhan tahun jembatan itu dibangun menggynakan dana PNPM dan sampai saat ini tidak ada perhatian oleh pemerintah, meski demikian jembatan tersebut tetap menjadi akses di seberang kota meski hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki untuk saat ini.
“Jembatan itu dibangun menggunakan dana PNPM sampai sekarang tidak ada peningkatan, sementara anak – anak bersekolah melalui jambatan itu yang kinibtak bisa lagi dilalui oleh kendaraan bermotor.” timpalnya.
Hal ini dibenarkan oleh Sekretaris Lurah Tungkal V Kecamatan Seberang Kota, Ahmad Safe’i, Ia menyebutkan jembatan tersebut tidak bisa lagi dilalui kendaraan dan dia secara langsung meninjau jembatan tersebut untuk memastikan.
“Saya kejembatan langsung dan memastikan jembatan tersebut sudah tak layak digunakan masyarakat karena beresiko ambruk disamping sudah lama dibangun keadaannya juga reot dan disana sini terdapat kerusakan yang mengkhawatirkan bila terus dibiarkan.” Ungkapnya.
Seklur mengharapkan pemkab tanjabbar dapat memperhatikan,dan mengharapkan pemkab jangan tutup mata, sudah puluhan tahun begini. Hendaknya dapat memprioritaskan jembatan ini agar dapat mencegah suatu hal yang tidak di inginkan terjadi pada masyarakat terutama anak – anak yang pergi bersekolah melalui jembatan ini.
” Bila akses darat di Tanjung Bojo – Lubuk Bernai saja bisa dibangun dengan dana 18 Miliyar, mengapa jembatan ini tidak begitu diprioritaskan? Apakah karena tidak ada ‘usaha saya’ dilingkungan ini maka dibiarkan. Atau benar opini yang berkembang kalau seberang kota ini dinilai tempat pembuangan terutama untuk para ASN yang dianggap membangkang ” tukasnya. (jA01)