KUALATUNGKAL-jAmbivalen.com- Bupati Tanjabbar, H. Safrial menghadiri rapat Koalisi Pemerintah Kabupaten Penghasil Kelapa (KOPEK) yang dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Kopek Nelson Pomalingo sekaligus Bupati Gorontalo didampingi Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri. Hadir diantaranya Bupati Indra Giri Hilir, Bupati Drs HM Wardan MP selaku pembicara, Bupati Kepulauan Sula, Bupati Buol, Bupati Maluku Tengara dan sejumlah perwakilan Bupati anggota KOPEK se-Indonesia International Coconut Community World Coconut Centre dan pengusaha kelapa di Indonesia.
Sebelumnya festival KOMPEK ini pertama kali dilaksanakan di Kabupaten Indragiri Hilir yang saat itu Bupati Safrial Diwakili Wabup Amir Sakib, dilanjutkan festival dilaksanakan di Kabupaten Lingga yang juga kehadiran Bupati Safrial diwakili Wabup Amir Sakib, dan untuk yang ke-3 kalinya Festival Kopek ini dilaksanakan di Bali tepatnya di Kabupaten Karangasem. Bali pada Jum’at (15/2) di hadiri oleh Bupati Safrial sendiri.
Sementara Bupati Kab. Inhil, Drs. HM. Wardan. MP mendapat kehormatan menjadi pembicara yang dalam sambutannya Bupati Inhil, HM. Wardan menuturkan, sejumlah terobosan program untuk mengatasi persoalan harga kelapa telah disusun dan tengah memasuki tahapan pelaksanaan, salah satunya adalah Program Pengolahan Produk Turunan Kelapa yang diintegrasikan dengan penerapan Sistem Resi Gudang.
“Melalui 2 program ini, sektor perkebunan kelapa, khususnya di Kabupaten Inhil menjadi lebih prospektif. Potensi peningkatan harga kelapa di level petani menjadi lebih besar karena pengolahan kelapa menjadi barang jadi atau setengah jadi berada di tangan masyarakat,” papar Bupati Inhil.
Tidak terhenti pada hilir sektor dan persoalan harga saja, Bupati Inhil ini juga mengungkapkan langkah terobosan di sektor perkebunan kelapa juga dilakukan Pemerintah Kabupaten Inhil pada hulu sektor yang meliputi program penyelamatan kebun kelapa rakyat.
“Orientasinya adalah produktifitas, yang mana Pemkab Inhil memberikan perhatian khusus pada lahan perkebunan kelapa masyarakat yang rusak akibat banjir ataupu hama yang menyerang,” jelas Bupati selaku Kepala Daerah Kabupaten yang berjuluk ‘hamparan kelapa terluas dunia’ itu.
Sementara saat Bupati Tanjab Barat menghadiri Festival yang juga digelar berbagai lomba, parade seni budaya, monumen maskot pameran yang serba kelapa, dekorasi serba kelapa, pameran atau expo kelapa tingkat Internasional dan berbagai kegiatan lainnya, Di Kabupaten Tanjabbar sendiri petani kelapa terus menjerit atas anjloknya harga kelapa pada kisaran 900 – 1000 rupiah per kilogram.
Menurut salah satu petani kelapa di Kabupaten Tanjabbar menerangkan langkah langkah yang telah di ambil dan saat ini tengah dalam pelaksanaan oleh KOMPEK, salah satunya adalah Program Pengolahan Produk Turunan Kelapa yang diintegrasikan dengan penerapan Sistem Resi Gudang belum pernah terlihat dilaksanakan pemkab Tanjabbar, hampir 100% petani menjual hasil panen kelapa pada tengkulak.
“Lalu apa yang di bawa Bupati Safrial menghadiri Festival Kelapa Internasional Ke-3 tersebut, harga kelapa yang anjlokkah? Program Pengolahan Produk Turunan Kelapa yang diintegrasikan dengan penerapan Sistem Resi Gudang belum pernah kita lihat dilaksanakan pemkab Tanjabbar di saat Pemkab lain yang tergabung dalam KOMPEK tengah melaksanakan program tersebut.?” Singkat Oji, salah satu petani kelapa Kec. Seberang kota. (jAo1)