KUALATUNGKAL-jAmbivalen.com-Tahun anggaran 2018 sudah berakhir sejak beberapa bulan lalu, namun tanda tanda akan mengalirnya air bersih ke kuala tungkal belum ada juga titik terang, seperti yang dijanjikan Bupati bahwa air bersih akan mengalir ke kualatungkal di akhir 2018.
Hal tersebut menimbulkan persepsi bahwa telah terjadi pembohongan publik yang diduga dilakukan oleh Bupati Tanjabbar, H.Safrial. Sedangkan tahun anggaran 2019 ini tidak ada lagi dianggar kan untuk air bersih.
Impian masyarakat kualatungkal akan mendapatkan air bersih belum bisa juga terwujud sampai dengan saat ini, gelontoran uang rakyat tidak sedikit dikucurkan oleh pemkab tanjabbar, air bersih yang merupakan program andalan dari Bupati Safrial sudah menghabiskan sekitar 500 miliar rupiah.
Menurut Pengamat Kebijakan Publik, Bahren Nurdin, SS.MA menyebutkan, apa yang sudah dijanjikan oleh Bupati kepada masyarakat nya namun belum terealisasi, maka masyarakat berhak untuk menuntut janji tersebut. ” Itu sama saja dengan kontrak politik, masyarakat berhak menuntut atas apa yang telah dijanjikan, ” Ungkap Bahren Nurdin yang juga seorang Dosen UIN Jambi.(22/03)
Untuk sekarang ini seharusnya Bupati itu membuka dialog langsung dengan masyarakat menyangkut soal air bersih yang belum mengalir dengan apa yang dijanjikan ke masyarakat. Jangan diam diam seperti ini, sehingga membuat masyarakat bertanya tanya apa sebenarnya yang terjadi. ” Buka dialog dengan masyarakat, namun jika tidak ada bisa jadi ini bagian dari kebohongan, ” terangnya.(jA01)