Opini Redaksi
Tanpa terasa, satu tahun sudah Tanjung Jabung Barat memiliki pemimpin yang lahir dari sebuah proses demokrasi dengan jumlah pemilih sekitar 67.434 suara, dengan kemenangana Pasangan Anwar Sadat- Hairan mengungguli dua pasang lainnya. Satu tahun bukanlah waktu yang relatif ideal untuk melihat keberhasilan pemimpin terpilih dalam menyelenggarakan pemerintahannya, tapi juga bukan juga waktu yang singkat dalam penyelenggaraan pemerintahan untuk bisa di nilai.
Harapan yang digantungkan oleh masyarakat, paling tidak yang menitipkan aspirasinya untuk bisa sejahtera dapat tergambar dari kebijakan-kebijakan yang memiliki keberpihakan nya kepada masyarakat secara hakiki. Sekali lagi !!! keberpihakan kepada rakyat!!!, bukan keberpihakan kepada kelompok, dan bukan juga kepada penanam jasa ketika pilkada yang Ketika kandidat menang jasanya harus terbalaskan. Penanam jasa terbesar pada proses demokrasi mutlak adalah rakyat yang memilih. Jasa rakyat itu pula yang akan dipertanggungjawabkan Ketika berhadapan denganTuhan Yang Maha Kuasa.
Refleksi…..ini kata yang sampai sekarang masih pantas untuk diucapkan untuk mengukur prestasi seorang kepala daerah dalam menjalankan mandat rakyat setiap tahunnya. Ukurannya tidak hanya berapa alokasi dana yang disediakan untuk menjalankan visinya tapi Langkah dan kabijakan apayang sudah dilakukan untuk mewujudkan visinya, yang itu juga mimpi rakyat pada dirinya.
Kepiawaian kepala daerah selama satu tahun juga dapat dilihat dari bagaimana dia mampu antara lain :
banyak lagi kemampuan-kemampuan yang seharusnya dimiliki seorang pemimpin. Pemimpin zaman digital saat ini bukan lagi pemimpin yang bekerja atas kemampuan dan ide orang lain, tapi pemimpin yang mampu melahirkan ide dan inovasi, tidak berhenti pada kata “saya perintahkan-saya minta- saya harap” bahasa-bahasa feodal yang sudah tidak relevan untuk saat sekarang.
Kita butuh pemimpin berprestasi, yang punya visi, dan tahu kapan visinya bisa dicapai. Bukan pemimpin yang punya reputasi yang hanya bisa berhayal, dan tidak pernah tahu kapan hayalannya bisa menjadi nyata.
Wahai pemimpin kami, berhentilah bercitra sebab kemiskinan tidak bisa diatasi dengan citra. Satu tahun sudah kepemimpinan mu berjalan, namun persoalan-persoalan rakyat masih saja belum bisa diatasi. Rakyat butuh keberpihakanmu untuk bisa bangkit, sebab saat ini mereka sedang terpuruk, dimana :
Sengketa lahan yang mereka hadapi masih saja belum menemukan harapan. Kebakaran selalu saja terjadi tanpa ada solusi. Kemiskinan belum bisa ditekan. Pengangguran belum bisa memperoleh pekerjaan. Ketimpangan Insfrastruktur tetap saja terjadi. Pelayanan Kesehatan realatif belum merata. Air bersih masih belum lancar dan merata. Listrik tetap saja mati dan menyala, dan banyak lagipersoalan-persoalan yang belum kelihatan tanda-tanda perbaikan.
Penulis : Pemred Jambivalen